Senin, 30 Juni 2008

Kemacetan arus lalu lintas di Kota Tangerang, Parah!

Kemacetan arus lalu lintas di Kota Tangerang dalam sebulan ini semakin bertambah parah. Akibat dimulainya proyek pembangunan jalan layang di kawasan Cikokol para pedagang di Pasar Cikokol meluber ke badan jalan. Hal itu menyebabkan kemacetan lalu lintas di tempat itu yang memang sebelumnya sudah cukup parah, semakin parah saja.

Menurut pengamatan Kompas, Selasa (17/10), arus lalu lintas dari arah barat (Jalan Teuku Umar), timur (Jalan Sudirman), dan selatan (Jalan MH Thamrin) semuanya menuju ke perempatan Cikokol. Namun, arus itu tersumbat oleh adanya proyek jalan layang. Meskipun di tiga ruas jalan itu telah dibangun jalan-jalan alternatif, tetap tidak mampu memperlancar arus kendaraan yang melintas.

Kemacetan lalu lintas dari tiga jurusan, lebih disebabkan buruknya pembangunan jalan alternatif. Jalan-jalan yang dibangun dengan biaya milyaran rupiah oleh pemda setempat itu, umumnya telah rusak di beberapa bagian. Akibat kerusakan, arus kendaraan menjadi terhambat.

Kondisi kemacetan paling parah terjadi di ruas Jl Sudirman. Sepanjang hari, kemacetan mulai terjadi dari pertigaan Jl TMP Taruna, sepanjang sekitar satu kilometer. Kemacetan di ruas jalan ini, juga diperparah oleh melubernya pedagang di Pasar Cikokol ke badan jalan.

"Dalam minggu ini, kerusakan jalan-jalan alternatif akan segera diperbaiki," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemda Kota Tangerang, Said Endrawiyanto.

Pedagang pasar

Selain itu, ungkap Said, Pemda Kota Tangerang saat ini sedang mencari solusi terbaik, bagaimana memindahkan pedagang Pasar Cikokol ke lokasi pasar baru di Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Persoalan itu telah dibahas dalam pertemuan antara Wali Kota Tangerang, HM Thamrin, dengan perwakilan pedagang Pasar Cikokol yang tergabung dalam Paguyuban Warga Pasar (PWP) Tangerang, di Balai Kota Tangerang, Selasa siang.

Dalam pertemuan itu, pedagang mengungkapkan keberatannya pindah ke Tanah Tinggi, di antaranya karena tingginya harga lapak dan kios yang ditawarkan developer. Pedagang menyebutkan, untuk harga lapak berukuran 1 x 2,5 meter harga yang dipatok developer Rp 18 juta. Sedangkan kios berukuran 3 x 4 meter ditawarkan dengan harga Rp 104 juta. Harga sebesar itu dianggap pedagang tidak masuk akal.

Kepada wali kota, pedagang juga meminta izin untuk membangun sendiri pasar di Cikokol. Namun Wali Kota HM Thamrin menyatakan, hal itu terlebih dahulu harus ada persetujuan dari DPRD setempat.

Pemindahan pedagang Pasar Cikokol ke Pasar Tanah Tinggi, kata HM Thamrin, dilakukan untuk memperindah wajah kota. Lokasi bekas pasar yang terletak berdampingan dengan jalan layang, akan dijadikan kawasan hijau. Karena itu pemda juga tengah berupaya membebaskan puluhan rumah warga yang saat ini berada di sebelah barat proyek jalan layang, juga untuk diubah menjadi kawasan hijau. (mul)

Admin
Aduh Macet Mak!Com

Tidak ada komentar: